Membangun Citra Pramuka

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

Z
aman sekarang informasi disebarluaskan melalui berbagai media seperti radio, televisi, surat kabar, majalah dan internet, dengan kecepatan yang mengagetkan. Era di mana Alvin Toffler dalam bukunya “The Third Wave” menyebutkan sebagai era informasi yang membawa dampak kepada globalisasi dunia.

Dalam era informasi, pihak yang menguasai media dapat berperan lebih banyak dalam publikasi dan komunikasi. Salah satu pilihan media adalah media internal yang diterbitkan oleh suatu lembaga non profit. Media internal akan menjalankan peranannya sebagai alat komunikasi dan publikasi. Penerbitan media internal merupakan suatu kebutuhan dalam era informadi dewasa ini.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah menerbitkan media resmi sejak 1 Agustus 1979 yang diberi nama Majalah Pramuka sebagai wujud Inisiatif Kreatif Untuk Mandiri. Menilik dari usianya Majalah Pramuka yang terbilang tua. Media tersebut dimaksudkan untuk saling bertukar informasi baik itu tentang kegiatan maupun sebagai bahan untuk latihan bagi peserta didik.

Dalam perkembangannya majalah tersebut sering terbit tidak tepat waktu. Seyogyanya majalah ini majalah bulanan, namun dalam kenyataannya penerbitan kerap 1 (satu) edisi untuk 2 (dua) bulan.

Tak jelas kendala apa yang dialami Majalah Pramuka. Namun lazimnya kendala yang sering dialami, terutama pada media penerbitan internal di antaranya adalah sulitnya rekruitmen pengelola media, minimnya pengetahuan jurnalistik dan manajemen pengelolaannya disamping tak mengarahnya isi dan kebijakan redaksional. Selain itu, format media, dan percetakan serta kurang pemahaman terhadap karakteristik pembaca (konsumen media).

Padahal inisiatif kreatif dari Majalah Pramuka akan ikut mengangkat Citra Pramuka. Hasil Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka tahun 2002 menganalisis trend perkembangan dan lingkungan strategik yaitu kecenderungan-kecenderungan yang berdampak kepada kaum muda seperti perkembangan pesat teknologi (internet, games, dan VCD), krisis multi-dimensi dan reformasi (kekerasan, hukum, wibawa pemerintah, perpecahan, konflik, narkoba, dan kebebasan). Hal-hal tersebut diindentifikasi menjadi kelemahan, kekurangan dan ancaman.

Rapat Kerja Nasional tahun 2001 melahirkan Kertas Kerja Kehumasan yang di dalamnya tertuang rencana aksi bidang kehumasan, khususnya dalam pelayanan dan penerangan informasi internal diantaranya pemanfaatan media massa baik cetak maupun elektronik di tingkat pusat maupun daerah dan peningkatan mutu serta penyebaran media di setiap jajaran Kwartir supaya mandiri.

Selain itu sesuai dengan semangat Otonomi Daerah dan hasil pengamatan para tokoh kepramukaan sedunia seperti Sekjen WOSM Dr. Jaques Moreillon serta tokoh-tokoh di Asia Pasific Region, sudah saatnya kehumasan dilaksanakan dengan prinsip “think globally, acr locally”. Artinya lebih memperbesar berita-berita lokal mengenai kepramukaan sehingga masyarakat merasa lebih mempunyai ‘emosi kedekatan” dengan berita itu.

Berkaitan dengan hat tersebut, prinsip marketing of scouting modern juga meminta agar organisasi Pramuka melaporkan kepada stakeholder-nya, yaitu masyarakat, berbagai aktivitas dan kemajuan organisasinya, sekaligus mengembangkan citra Pramuka menjadi lebih baik.

Alangkah baiknya setiap kegiatan kepramukaan selalu dilaporkan dan cara termudah melaporkannya adalah melalui media massa lokal, karena itu Kwartir Daerah, Cabang dan Ranting harus didorong agar mempunyai komisi kehumasan atau andalan yang bertugas dalam bidang kehumasan dan mampu menjalin hubungan baik dengan media massa lokal untuk memuat berita-berita kepramukaan daerah tersebut, ini berlaku bukan hanya untuk media massa ber-SIUPP, tetapi juga media massa lain yang dapat menjangkau masyarakat di daerah itu. Contohnya : berita rangkaian kegiatan peringatan HUT Pramuka ke-41 Tahun 2002 Tingkat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dimuat di Buletin Media Ummat terbitan Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Edisi 10/Tahun I/2002/19 – 24 Oktober 2002.

Dalam buletin tersebut, rangkaian kegiatan HUT Pramuka tersebut menjadi berita utama dan menghiasi sampul depan belakang media tersebut.
Disadari bila hal ini dapat dilakukan secara meluas di tiap daerah, maka paling tidak akan memperbanyak publikasi dan promosi mengenai kepramukaan. Sesuai dengan salah satu prinsip pers, pembaca akan lebih memilih membaca berita yang dekat dengan lingkungannya. Jadi sekali lagi intinya “think globally, act locally”, dan untuk itu Kwartir Derah, Cabang dan Ranting harus didorong untuk memuat lebih banyak aktifitas kegiatannya di media massa lokal.

Read more

Mengembalikan Eksistensi Pramuka

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

LORD Baden Powell merupakan pendiri scouting atau lebih dikenal dengan Kepramukaan. Nama lengkapnya adalah Sir Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powell yang dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia.

Dia terinspirasi ketika melihat Kota London menderita kehancuran ekonomi dan sosial yang berdampak pada kehidupan remaja atas aksi kekerasan, minuman keras dan tindak kejahatan.

Powell mengatakan, ini bukan kesalahan mereka, mereka hanya membutuhkan sesuatu yang dapat membuat mereka berguna. Scouting atau kepramukaanlah yang tepat untuk mengatasi hal itu. Apa yang dilakukan Lord Baden Powell ternyata berhasil dan mendapat perhatian luas oleh masyarakat Inggris.

Pengalaman keberhasilan Baden Powell ditulis dalam sebuah buku Scouting for Boys pada tahun 1908. Dari buku yang ditulis tersebut, kepramukaan atau scouting memperoleh pengakuan masyarakat dunia khususnya para pendidik dan pakar ilmu pendidikan dan berdirilah organisasi kepanduan yang dikenal dengan Boy Scout Movement.

Selama dalam perjalanannya, Boy Scout Movement mengalami tantangan yang cukup berat terutama dalam Perang Dunia I tahun 1914-1918 dan Perang Dunia II tahun 1939- 1945. Berjuta manusia menjadi korban dan para pandu waktu itu memberikan pengabdiannya sebagai patriot bangsa dan sukarelawan kemanusiaan korban perang.

Di Indonesia, kepanduan yang pertama kali berdiri adalah Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang didirikan oleh Hindia Belanda. Kepanduan di Indonesia berjalan seiring dengan kebangkitan nasional. Salah satu tokoh pandu adalah KH Agus Salim yang mengganti istilah “Padvinder” dengan “Pandu”. Dalam mencapai kemerdekaan, para pandu terjun ke medan perang bahu-membahu dengan para pemuda merebut kemerdekaan. Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan tokoh yang pernah berkiprah di kepanduan.

Pada kurun waktu 1947-1960, banyak sekali organisasi kepanduan tumbuh seperti Pandu Rakyat, Hizbul Wathan, Serikat Islam Afdeling Pandu, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Kepanduan Bangsa Indonesia, bahkan ada organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik hingga sampai terbentuknya Ikatan Pandu Indonesia.

Melihat kondisi ini, Presiden Soekarno dan dorongan tokoh-tokoh kepanduan, guna lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karenanya, beliau menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan dan meleburnya ke dalam satu organisasi yakni Gerakan Pramuka yang dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 238 tahun 1961.

Kiprah Gerakan Pramuka dari masa ke masa, bahkan sampai saat ini dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia masih sangat dirasakan. Dalam sambutannya beberapa waktu lalu, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas), Prof Dr dr H Azrul Azwar MPH menegaskan kembali bahwa organisasi Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan, organisasi yang melaksanakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.

Sasaran akhirnya adalah pembentukan watak atau karakter dan pembentukan nilai-nilai. Inilah hal yang sangat penting dalam membentuk generasi muda. Jadi organisasi Gerakan Pramuka tidak bisa disamakan dengan organisasi-organisasi lainnya karena sangat jelas bahwa pendidikan dalam Gerakan Pramuka merupakan suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber daya/potensi peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang sasarannya menjadikan generasi muda sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada agama, nilai dan norma masyarakat.

Gerakan Pramuka melalui Gugus Depan-nya membina anak-anak, remaja dan pemuda yang dibina oleh Pembina Pramuka dengan mengamalkan Tri Satya dan Dasa darma Pramuka. Kakwarnas kembali menegaskan bahwa Gerakan Pramuka bukan organisasi massa, bukan organisasi sosial politik dan bukan pula underbouw partai politik.

Dalam meningkatkan kualitasnya, Gerakan Pramuka akan melaksanakan inventarisasi dan standarisasi Pembina dan Pelatih Pembina Pramuka, standarisasi Gugus Depan. Itu penting dilakukan sebagai pertanggungjawaban moral Gerakan Pramuka dalam mendidik kaum muda dan meyakinkan orang tua dalam mempercayakan anak-anaknya memilih kepramukaan sebagai wadah dalam membentuk watak dan kepribadian anaknya.

Pada era gelobalisasi sekarang ini, apakah Gerakan Pramuka masih menjadi pilihan oleh generasi muda, oleh orang tua dalam mendidik watak dan kepribadian anak-anaknya? Apakah eksistensi Gerakan Pramuka di tengah-tengah masyarakat sudah dirasakan kurang keberadaannya dalam mendidik dan membina generasi muda?

Apakah sekolah dasar sampai sekolah menengah masih menjadikan kepramukaan sebagai salahsatu ekstra kurikuler di sekolahnya? Apakah pendidikan kepramukaan dan keberadaan Gugus Depan di perguruan tinggi masih hal yang aneh dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya dan tentunya ini harus dijawab oleh Gerakan Pramuka sendiri agar Gerakan Pramuka mampu menjadi solusi handal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh generasi muda.

Tentunya banyak persoalan yang dihadapi oleh Gerakan Pramuka, di antaranya adalah banyaknya organisasi kwartir yang tidak aktif, banyaknya Gugus Depan yang tidak berfungsi, kurangnya pembina dan pelatih pembina yang berkualitas, materi yang kurang menarik, sarana yang kurang memadai serta hal-hal lainnya yang menghambat pembinaan Gerakan Pramuka.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Gerakan Pramuka agar mampu meningkatkan eksistensi Gerakan Pramuka. Di antaranya adalah Revitalisasi Gerakan Pramuka yang dicanangkan oleh Presiden RI selaku Kamabinas, Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Agustus 2006.

Adapun yang menjadi titik berat revitalisasi adalah Gerakan Pramuka harus mampu memperkokoh eksistensi yaitu dengan memperjelas aspek legal formal yakni supaya Rancangan Undang-Undang Pendidikan Kepramukaan disahkan menjadi Undang-Undang Pendidikan Kepramukaan, memperkuat organisasi, manajemen dan sistem informasi Gerakan Pramuka, meningkatkan jumlah dan mutu anggota dewasa dan Gugus Depan, meningkatkan pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non-formal baik dari materi pendidikan, metode pendidikan, peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan, tersedianya sumber dana yang mantap, terbentuknya gugusdepan lengkap berbasis masyarakat, dan berfungsinya Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan kepramukaan.

Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah upaya mengembalikan Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal untuk mendidik kader bangsa yang handal, yang memiliki semangat jiwa bela negara, patriot pembangunan dan perekat bangsa. Selain itu juga sebagai upaya penyempurnaan system pendidikan nasional yang keberhasilannya sangat tergantung dari keberhasilan pendidikan non-formal.

Kita tentunya berharap, dengan peringatan Hari Baden Powell ke-103, Gerakan Pramuka di Indonesia khususnya di Provinsi Riau dapat meningkatkan eksistennya dan dapat mengembalikan kejayaannya seperti yang pernah dilakukan oleh pendiri scouting, Lord Baden Powell, seperti yang pernah dilakukan oleh pendiri dan tokoh-tokoh Gerakan Pramuka yang telah menciptakan dan melahirkan generasi muda dan pemimpin-pemimpin yang berwatak dan memiliki nilai-nilai sesuai norma-norma yang ada.

Gerakan Pramuka harus mampu mengembalikan kejayaannya, harus mampu mengembalikan citranya di tengah masyarakat, harus mampu menjadi pilihan utama bagi generasi muda dalam menggembleng dirinya.

Salah satu kutipan pidato Presiden Soeharto selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka, ‘’Jika dalam jiwa kaum muda sekarang tidak ditanamkan semangat kepatriotan, maka sulit lahir pemimpin-pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsa sendiri. Jika kaum muda sekarang kehilangan idealisme perjuangan, maka sulitlah bangsa Indonesia dapat mencapai kemajuan untuk mengejar ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain.”

Karena itu Gerakan Pramuka yang merupakan pendidikan tunas-tunas bangsa harus terus meningkatkan pembinaan semangat kepatriotan dan idealisme perjuangan itu. Semoga segala apa yang telah dirintis oleh Lord Baden Powell dapat kita teruskan dan jasa-jasanya akan terus dikenang oleh scouting seluruh dunia dan Gerakan Pramuka khususnya. Jayalah Pramukaku!

Read more

SINAR X

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

Sinar –x adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz.sinar ini dpat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang,gigi,dan logam.Sinar x sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran,fisika,kimia,mineralogy,metarulugi,dan biologi.

Sinar x di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923).Ilmuwan Jerman pada November 1895.Pada waktu itu,Rontgen sedang mempelajari pancaran electron dari tabung katode.Lempeng logam yang letaknya di dekat tbung katode memencarkan sinar flueresens selama electron di alirkan.Oleh sebab itu,Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut di sebabkan oleh radiasi dari suatu atom.karena tidak di kenal dalAm ilmu,maka Rontgen memberikan nama dengan sebutan SINAR X.

MANFAAT SINAR X, :
*dalam ilmu kedokteran,sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya,masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.Selain bermanfaat,sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya,misalnya kanker.Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.

Read more

SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:


1. Pisces
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. 2. Amphibi
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. 3. Reptil
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur. 4. Aves
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi). 5. Mamalia
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan vesikula seminalis.
Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
Ada 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus. Kelenjar seks asesori Jantan
Vesika Seminalisv
Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina.
Kelenjar Prostatv
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik.
Kelenjar Cowperv
Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupia kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat. Organ Kopulatoris (Jantan)
1. Pisces
Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.
2. Amphibi
Tidak memiliki organ kopulatoris jarena fertilisasinya terjadi secara eksternal.
3. Reptil
Semua reptil selain spenodon memilikiorgan kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemi penis, sedangkan pada buaya penis.
4. Aves
Berupa penis yang serupa dengan penis pada kura-kura maupun buaya.
5. Mamalia
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum. Organ Reproduksi Interna (Betina)
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin. Kelenjar Susu (Betina)
Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin.

Read more

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:


Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi :

1. Hidung Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru.
Sebaiknya bernapas selalu melalui hidung. Mengapa demikian ? Pernahkah kalian merasa susahnya bernapas lewat hidung ketika flu ?

2. Saluran Pernapasan : · Faring Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan. · Laring Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi. · Trakea (Batang Tenggorok) Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan · Bronkhus Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit · Bronkheolus Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. · Alveolus Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

3. Paru-paru Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan eberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Pernapasan/Respirasi Manusia – Kesehatan Pada Masayarakat

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

a. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.

b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.

c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.

d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.

e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura. f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus

a. Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.

b. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yang mengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.

c. Masuknya air ke alveolus.

Read more

SISTEM EKSKRESI

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

Sistem Ekskresi :Setiap permukaan yang bersifat permeable dan yang secara langsung menghubungkan antara struktur yang berisi produk ekskresi dan lingkungan luar. Fungsi Sistem Ekskresi
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. H o m e o s t a s i s

1. Sistem ekskresi pada mamalia

Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.

2.Sistem ekskresi pada ikan

Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.

3.Sistem ekskresi pada amfibi

Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.

4.Sistem ekskresi pada reptil

Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.

5. Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata

Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.

6. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

7. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska

Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

8.Alat ekskresi pada Belalang (Insekta)

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata. Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

Read more

Bahaya Merokok :

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

Bahaya Merokok :
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, pita suara dan esofagus. Wanita perokok memiliki kemungkinan 13 kali lebih tinggi kena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok. Pria perokok 23 kali lebih tinggi terkena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok. Kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, bila fatal dapat menyebabkan diabetes mellitus I kencing manis, kanker leher rahim, kangker darah/Leukemia. Pneumonia, bronchitis, asthma, batuk kronis, gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, dan stroke. Untuk mencegah bahaya rokok masuk ke saluran pernafasan, perokok harus mengkonsumsi sumber Chlorophyl dan antioxidan secara teratur. Efek bagi manusia : Rambut rontok, katarak, kanker hidung, karies (gigi berlubang dan berwarna kuning), jari-jari pucat, kulit keriput, hilang pendengaran, kerusakan sperma, peradangan pada kulit yang gatal dll.

http://jalanterjalmendaki.files.wordpress.com/2009/03/bodysmokers.jpg

Read more