Mengembalikan Eksistensi Pramuka

Written by ELCHOIR 0 komentar Posted in:

LORD Baden Powell merupakan pendiri scouting atau lebih dikenal dengan Kepramukaan. Nama lengkapnya adalah Sir Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powell yang dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia.

Dia terinspirasi ketika melihat Kota London menderita kehancuran ekonomi dan sosial yang berdampak pada kehidupan remaja atas aksi kekerasan, minuman keras dan tindak kejahatan.

Powell mengatakan, ini bukan kesalahan mereka, mereka hanya membutuhkan sesuatu yang dapat membuat mereka berguna. Scouting atau kepramukaanlah yang tepat untuk mengatasi hal itu. Apa yang dilakukan Lord Baden Powell ternyata berhasil dan mendapat perhatian luas oleh masyarakat Inggris.

Pengalaman keberhasilan Baden Powell ditulis dalam sebuah buku Scouting for Boys pada tahun 1908. Dari buku yang ditulis tersebut, kepramukaan atau scouting memperoleh pengakuan masyarakat dunia khususnya para pendidik dan pakar ilmu pendidikan dan berdirilah organisasi kepanduan yang dikenal dengan Boy Scout Movement.

Selama dalam perjalanannya, Boy Scout Movement mengalami tantangan yang cukup berat terutama dalam Perang Dunia I tahun 1914-1918 dan Perang Dunia II tahun 1939- 1945. Berjuta manusia menjadi korban dan para pandu waktu itu memberikan pengabdiannya sebagai patriot bangsa dan sukarelawan kemanusiaan korban perang.

Di Indonesia, kepanduan yang pertama kali berdiri adalah Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang didirikan oleh Hindia Belanda. Kepanduan di Indonesia berjalan seiring dengan kebangkitan nasional. Salah satu tokoh pandu adalah KH Agus Salim yang mengganti istilah “Padvinder” dengan “Pandu”. Dalam mencapai kemerdekaan, para pandu terjun ke medan perang bahu-membahu dengan para pemuda merebut kemerdekaan. Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan tokoh yang pernah berkiprah di kepanduan.

Pada kurun waktu 1947-1960, banyak sekali organisasi kepanduan tumbuh seperti Pandu Rakyat, Hizbul Wathan, Serikat Islam Afdeling Pandu, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Kepanduan Bangsa Indonesia, bahkan ada organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik hingga sampai terbentuknya Ikatan Pandu Indonesia.

Melihat kondisi ini, Presiden Soekarno dan dorongan tokoh-tokoh kepanduan, guna lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karenanya, beliau menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan dan meleburnya ke dalam satu organisasi yakni Gerakan Pramuka yang dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 238 tahun 1961.

Kiprah Gerakan Pramuka dari masa ke masa, bahkan sampai saat ini dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia masih sangat dirasakan. Dalam sambutannya beberapa waktu lalu, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas), Prof Dr dr H Azrul Azwar MPH menegaskan kembali bahwa organisasi Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan, organisasi yang melaksanakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.

Sasaran akhirnya adalah pembentukan watak atau karakter dan pembentukan nilai-nilai. Inilah hal yang sangat penting dalam membentuk generasi muda. Jadi organisasi Gerakan Pramuka tidak bisa disamakan dengan organisasi-organisasi lainnya karena sangat jelas bahwa pendidikan dalam Gerakan Pramuka merupakan suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber daya/potensi peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang sasarannya menjadikan generasi muda sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada agama, nilai dan norma masyarakat.

Gerakan Pramuka melalui Gugus Depan-nya membina anak-anak, remaja dan pemuda yang dibina oleh Pembina Pramuka dengan mengamalkan Tri Satya dan Dasa darma Pramuka. Kakwarnas kembali menegaskan bahwa Gerakan Pramuka bukan organisasi massa, bukan organisasi sosial politik dan bukan pula underbouw partai politik.

Dalam meningkatkan kualitasnya, Gerakan Pramuka akan melaksanakan inventarisasi dan standarisasi Pembina dan Pelatih Pembina Pramuka, standarisasi Gugus Depan. Itu penting dilakukan sebagai pertanggungjawaban moral Gerakan Pramuka dalam mendidik kaum muda dan meyakinkan orang tua dalam mempercayakan anak-anaknya memilih kepramukaan sebagai wadah dalam membentuk watak dan kepribadian anaknya.

Pada era gelobalisasi sekarang ini, apakah Gerakan Pramuka masih menjadi pilihan oleh generasi muda, oleh orang tua dalam mendidik watak dan kepribadian anak-anaknya? Apakah eksistensi Gerakan Pramuka di tengah-tengah masyarakat sudah dirasakan kurang keberadaannya dalam mendidik dan membina generasi muda?

Apakah sekolah dasar sampai sekolah menengah masih menjadikan kepramukaan sebagai salahsatu ekstra kurikuler di sekolahnya? Apakah pendidikan kepramukaan dan keberadaan Gugus Depan di perguruan tinggi masih hal yang aneh dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya dan tentunya ini harus dijawab oleh Gerakan Pramuka sendiri agar Gerakan Pramuka mampu menjadi solusi handal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh generasi muda.

Tentunya banyak persoalan yang dihadapi oleh Gerakan Pramuka, di antaranya adalah banyaknya organisasi kwartir yang tidak aktif, banyaknya Gugus Depan yang tidak berfungsi, kurangnya pembina dan pelatih pembina yang berkualitas, materi yang kurang menarik, sarana yang kurang memadai serta hal-hal lainnya yang menghambat pembinaan Gerakan Pramuka.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Gerakan Pramuka agar mampu meningkatkan eksistensi Gerakan Pramuka. Di antaranya adalah Revitalisasi Gerakan Pramuka yang dicanangkan oleh Presiden RI selaku Kamabinas, Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Agustus 2006.

Adapun yang menjadi titik berat revitalisasi adalah Gerakan Pramuka harus mampu memperkokoh eksistensi yaitu dengan memperjelas aspek legal formal yakni supaya Rancangan Undang-Undang Pendidikan Kepramukaan disahkan menjadi Undang-Undang Pendidikan Kepramukaan, memperkuat organisasi, manajemen dan sistem informasi Gerakan Pramuka, meningkatkan jumlah dan mutu anggota dewasa dan Gugus Depan, meningkatkan pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non-formal baik dari materi pendidikan, metode pendidikan, peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan, tersedianya sumber dana yang mantap, terbentuknya gugusdepan lengkap berbasis masyarakat, dan berfungsinya Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan kepramukaan.

Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah upaya mengembalikan Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal untuk mendidik kader bangsa yang handal, yang memiliki semangat jiwa bela negara, patriot pembangunan dan perekat bangsa. Selain itu juga sebagai upaya penyempurnaan system pendidikan nasional yang keberhasilannya sangat tergantung dari keberhasilan pendidikan non-formal.

Kita tentunya berharap, dengan peringatan Hari Baden Powell ke-103, Gerakan Pramuka di Indonesia khususnya di Provinsi Riau dapat meningkatkan eksistennya dan dapat mengembalikan kejayaannya seperti yang pernah dilakukan oleh pendiri scouting, Lord Baden Powell, seperti yang pernah dilakukan oleh pendiri dan tokoh-tokoh Gerakan Pramuka yang telah menciptakan dan melahirkan generasi muda dan pemimpin-pemimpin yang berwatak dan memiliki nilai-nilai sesuai norma-norma yang ada.

Gerakan Pramuka harus mampu mengembalikan kejayaannya, harus mampu mengembalikan citranya di tengah masyarakat, harus mampu menjadi pilihan utama bagi generasi muda dalam menggembleng dirinya.

Salah satu kutipan pidato Presiden Soeharto selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka, ‘’Jika dalam jiwa kaum muda sekarang tidak ditanamkan semangat kepatriotan, maka sulit lahir pemimpin-pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsa sendiri. Jika kaum muda sekarang kehilangan idealisme perjuangan, maka sulitlah bangsa Indonesia dapat mencapai kemajuan untuk mengejar ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain.”

Karena itu Gerakan Pramuka yang merupakan pendidikan tunas-tunas bangsa harus terus meningkatkan pembinaan semangat kepatriotan dan idealisme perjuangan itu. Semoga segala apa yang telah dirintis oleh Lord Baden Powell dapat kita teruskan dan jasa-jasanya akan terus dikenang oleh scouting seluruh dunia dan Gerakan Pramuka khususnya. Jayalah Pramukaku!

0 komentar:

Posting Komentar